Senin, 09 Mei 2016

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. Pengertian 
     Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa kehamilan karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama kehamilan trimester pertama (varney, 2006).
B. Patofisiologi
    Mual muntah adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

C. Tanda dan gejala 
     Pada hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu    
1. Tingkatan I (ringan)
    - Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
    - Ibu merasa lemah
    - Nafsu makan tidak ada
    - Berat badan menurun
    - Merasa nyeri pada epigastrium
    - Nadi meningkat sekitar 100 per menit
    - Tekanan darah menurun
    - Turgor kulit berkurang
    - Lidah mengering
    - Mata cekung
2. Tingkatan II (sendang)
    - Penderita tampak lebih lemah dan apatis
    - Turgor kulit mulai jelek
    - Lidah mengering dan tampak kotor
    - Nadi kecil dan cepat
    - Suhu badan naik (dehidrasi)
    - Mata mulai ikterik
    - Berat badan turun dan mata cekung
    - Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
    - Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
3. Tingkatan III (berat) - Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
   - Dehidrasi hebat
   - Nadi kecil, cepat dan halus
   - Suhu badan meningkat dan tensi turun
   - Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke  dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
   - Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

    

0 komentar:

Posting Komentar

Previous Post Next Post Back to Top